Jakarta - Nusantara Zone - Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Jusuf Kalla, menilai masyarakat yang memutuskan untuk menjadi golongan putih atau golput disebabkan oleh kebingungan pemilih terhadap dua peserta pilpres, bukan karena kecewa terhadap calon petahana.
"Kalau kecewa ke petahana, berarti dia (seharusnya) memilih 02 kan. Ternyata dia tidak juga, jadi dia bingung saja, yang mana ini," kata Kalla kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Selasa (9/3/2019), seperti dikutip Antara. Menurut Kalla, potensi golput memang tidak bisa dihindari mengingat itu juga merupakan hak warga negara Indonesia.
Bahkan, tingginya golput yang menyebabkan tingkat partisipasi pemilih rendah itu pernah terjadi pada pelaksanaan pilkada. "Kalau soal yang tidak datang (ke TPS), golput, itu memang tidak bisa dihindari. Malah di pilkada ada yang sampai 60 persen, ada yang sampai 50 persen yang tidak datang," tambahnya.
Untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih pada 17 April mendatang, Kalla berharap sisa waktu kampanye dan debat capres terakhir pada 13 April nanti, dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh kedua pasangan calon.
Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia pada Maret lalu, masih terdapat angka "swing voters" sebesar 16,9 persen dan "undecided voters" sebanyak 7,2 persen. Sementara, tingkat partisipasi pemilih pada dua pilpres terakhir berkisar di angka 70 persen. Pada Pilpres 2009 partisipasi pemilih 71,7 persen, sedangkan Pilpres 2014 partisipasi pemilih turun menjadi 69,8 persen.
No comments:
Post a Comment