Menteri Pertahanan: Ajaran Tarekat Akar Tumbuhnya Nasionalisme - Nusantara Zone

Menteri Pertahanan: Ajaran Tarekat Akar Tumbuhnya Nasionalisme

Share This

Pekalongan, Nusantara Zone - Tarekat berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Perang Diponegoro 1825-1830 M misalnya yang digerakkan oleh para pengamal tarekat.

Melihat begitu besarnya peranan tarekat, Menteri Pertahanan Jend TNI Purn Ryamizad Ryacudu sangat mengapresiasinya. "Kalau tarekat belum berjalan, mungkin tidak seperti sekarang ini," katanya saat memberikan sambutan pada Forum Sufi Dunia di Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/4).

Perjuangan para ulama tarekat tidak pernah surut untuk melawan kolonialisme yang mengungkung negeri. Mereka bergerak tiada henti demi kemerdekaan ibu pertiwi. Sebab, Menhan menjelaskan bahwa ajaran tarekat menjadi akar nasionalisme dan kebangkitan perlawanan.

"Ajaran para ulama tarekat menjadi akar tumbuhnya nasionalisme dan bangkitnya perlawanan terhadap Belanda," jelasnya.

Perjuangan kemerdekaan para ulama tarekat itu diteruskan dengan penjagaan agar tidak lagi lepas kemerdekaan yang telah diraih. "Ulama tarekat memiliki peranan penting dalam menjaga Indonesia," ungkapnya.

Hal ini, menurutnya, tidak boleh berhenti. Ia berharap agar para ulama sufi tetap berada di garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI. "Ulama tarekat harus berada paling depan untuk menjaga rumah kita yaitu NKRI yang tercinta ini," harapnya.

Sebab, lanjutnya, para ulama saat ini merupakan pewaris utama kemurnian Pancasila sehingga harus berperan dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Menteri Pertahanan membuka secara resmi pertemuan sufi dunia dengan memukul beduk. Ia didampingi oleh Habib Lutfi, Mufti India Syech Abu Bakar Ahmad, dan Bupati Pekalongan H Asif Kholbihi.

Kegiatan bertema Peranan Taswuf untuk Kebahagiaan Manusia dan Keselamatan Negara ini diikuti oleh 3500 peserta yang terdiri dari mursyid, muqaddam, badal, khalifah tarekat-tarekat mu'tabarah dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, hadir pula 87 ulama dari 36 negara. (Syakir NF/Muiz)

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here